Sabtu, 30 Agustus 2014

kajian biaya pasar pikul



I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Pembangunan perkebunan kelapa sawit dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap pertama yaitu pembibitan. Tahap pembibitan yaitu menyediakan bibit kelapa sawit yang superior dan siap ditanam diperkebunan, tahap kedua yaitu persiapan lahan atau penanaman. Tujuan dari tahap ini adalah agar proses tanam berjalan lancar, sesuai dengan rencana, waktu tanam yang tepat dan biaya tanam yang rasional. Tahap ketiga yaitu masuk kefase tanaman belum menghasilkan. Pada tahap ini pemeliharaan tanaman belum menghasilkan meliputi menyulam, mengendalikan hama dan penyakit, menyiang, memupun, merawat jalan, jembatan, dan sistem drainase. Tahap keempat yaitu masuk ketahap tanaman menghasilkan. Tanaman menghasilkan merupakan tanaman kelapa sawit dengan kondisi lebih dari 25% mulai menghasilkan TBS dengan berat lebih dari 3 kg. sasaran pemeliharaan TM adalah memacu pertumbuhan daun dan buah yang seimbang.
            Kegiatan awal dalam persiapan panen adalah pembuatan atau peningkatan mutu jalan, karena jalan merupakan faktor penunjang yang terpenting dalam pengangkutan hasil dari kebun ke pabrik. Akses jalan yang perlu disiapkan untuk proses panen diantaranya jalan penghubung (jalan utama), jalan produksi, jalan kontrol, dan jalan pikul (pasar pikul) (Sunarko, 2009).
            Pasar pikul adalah jalan yang berada ditengah gawangan. Tujuannya untuk memudahkan pengawasan pelaksanaan pekerjaan di areal serta prasarananya. Pembuatan pasar kontrol dibuat secara bertahap. Pada TBM I dibuat dengan perbandingan 1 : 8 yaitu untuk 8 baris tanaman dibuat 1 pasar kontrol dan pada TBM II dibuat 1 : 4. Pada TBM III dibuat pasar kontrol 1 : 2. Seluruh pasar kontrol ini menjadi pasar panen/pikul pada saat areal menjadi TM (Anonim, 2007).

B.     Perumusan Masalah
Pemeliharaan pasar pikul sangat perlu dilakukan untuk memudahkan pengawasan dalam pekerjaan dan juga mempermudah mengeluarkan TBS saat pemanenan. Pemeliharaan pasar pikul menimbulkan biaya serta masalahnya dan efektifitas diperlakukan.
Pertimbangan yang tidak tepat terutama dalam perencanaan tindakan pemeliharaan sering menyebabkan biaya yang tinggi, maka untuk meningkatkan efesiensi dalam menangani masalah perawatan pasar pikul perlu perencanaan dan kalkulasi yang baik dan perlu dicari cara yang lebih efesien.
Oleh karena itu, penulis berkeinginan mengambil judul “Kajian Biaya Pemeliharaan Pasar Pikul Secara Kimia dan Mekanis di Areal Kebun Kelapa Sawit”.

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui biaya pemeliharaan pasar pikul di kebun kelapa sawit secara mekanis dan kimiawi di areal kebun kelapa sawit.


D.    Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya pemeliharaan pasar pikul kebun kelapa sawit secara mekanis maupun kimiawi di areal kebun kelapa sawit.

E.     Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi oleh objek pemeliharaan pasar pikul di areal kebun kelapa sawit secara mekanis dan kimia.


II.                TINJAUAN PUSTAKA
                                    

A.    Pasar Pikul
B.     Cara Mekanis
C.    Cara Kimia
Panen merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan kualitas dan kuantitas produksi. Tanaman kelapa sawit umumnya sudah mulai dipanen pada umur tiga di kebun. Pekerjaan panen meliputi pemotongan tandan buah masak, pengutipan brondolan, dan pengangkutan ke TPH (Sunarko, 2009).
Adapun infrastruktur yang perlu dipersiapkan dalam persiapan panen adalah pembangunan teras dan tapak kuda (teras individu), yang bertujuan untuk menghindarkan bahaya erosi yang serius, mempermudah penentuan titik tanam dan memperlancar kegiatan rutin seperti pengendalian gulma, pemupukan serta mengurangi kerusakan tandan akibat jatuh mengikuti lereng. Selain itu jaringan jalan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam menunjang dan menjamin kelancara pengangkutan terutama bahan-bahan keperluan tanaman (Anonim, 2006).
Jalan produksi dibuat ditengah perkebunan satu afdeling, dari afdeling ke pabrik tegak lurus dengan barisan tanaman. Dijalan produksi dibuat TPH. Sementara itu, jalan kontrol menghubungkan satu blok dengan blok lain. Semua akses jalan perlu mendapatkan perhatian dan perawatan untuk menjamin kelancaran transportasi saat panen.
Kegiatan awal dalam persiapan panen adalah pembuatan atau peningkatan mutu jalan, jalan merupakan faktor penunjang yang penting dalam pengangkutan hasil dari kebun ke pabrik. Akses jalan penghubung (jalan utama), jalan produksi, jalan kontrol, dan jalan pikul. Keberhasilan panen dipengaruhi oleh persiapan panen yang baik dan efektif. Kondisi jalan, tenaga kerja pemanen mandiri (jumlah dan kemampuan), alat panen yang harus disediakan, waktu memulai panen dan cara memanen (Sutarta dan Darmosarkoro, 2003).
1.      Kriteria Matang Panen
Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar dapat memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria matang panen ditentukan pada saat kandungan minyak dan kandungan asam lemak bebas atau free patty acid (ALB atau FFA) minimal. Kriteria umum yang banyak dipakai adalah berdasarkan jumlah brondolan, yaitu tanaman dengan umur tanaman kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan ± 10 butir dan tanaman dengan umur lebih dari 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir (Fauzi, dkk, 2005).
2.      Cara Panen
Berdasarkan tinggi tanaman, ada tiga cara panen yang umum dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Untuk tanaman yang tingginya 2-5 m digunakan cara panen jongkok dengan alat dodos, sedangkan tanaman dengan ketinggian 5-10 m dipanen dengan cara berdiri dengan alat panen kampak siam. Cara egrek digunakan untuk tanaman yang tingginya lebih dari 10 m dengan menggunakan alat arit bergagang panjang. Untuk memudahkan pemanen, sebaiknya pelepah daun yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi ditengah gawangan. Tanda buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm. Tandan buah yang telah dipotong diletakkan teratur dipiringan dan brondolan dikumpulkan terpisah dari tandan. Brondolan harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Disyaratkan proporsi kotoran tidak melebih 0,3% dari berat tandan. Selanjutnya tandan buah dan brondolan dikumpulkan di TPH (Fauzi, dkk, 2005).
3.      Rotasi Panen
Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir samapi panen berikutnya pada tempat yang sama. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 hari, artinya satu areal panen harus dimasuki oleh pemanen tiap 7 hari. Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat matang, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7. Artinya, dalam satu minggu terdapat 5 hari panen dan masing-masing ancak panen diulangi (panen) 7 hari berikutnya. Dikenal dua sistem ancak tetap dan ancak giring (Fauzi, dkk, 2005).
4.      Kerapatan Panen Kelapa Sawit
Kerapatan panen adalah sejumlah angka yang menunjukkan tingkat kerapatan pohon matang panen dalam suatu areal. Tujuannya adalah untuk mendapat minimal satu tandan yang matang panen. Perhitungan dilakukan khususnya pada areal-areal yang keesokan harinya akan dipanen. Sebagai contoh, kerapatan panen 1 : 5, artinya setiap 5 pohon akan ditemukan minimal satu tandan yang matang panen (Fauzi, dkk, 2005).
5.      Kebutuhan Tenaga Panen
Untuk menghitung penggunaan tenaga panen buah digunakan rumus sebagai berikut :
Kebutuhan tenaga panen =

Keterangan :    A = Luas ancak (kappel) yang akan dipanen
                        B = Kerapatan panen
                        C = Rata-rata (camidal) kg
                        D = Populasi tanaman/ha
                        E = Kapasitas Panen

A.    Pembangunan Pasar Pikul
Pasar pikul adalah jalan yang berada ditengah gawangan. Tujuannya untuk memudahkan pengawasan pelaksanaan pekerjaan di areal serta prasarananya. Pembangunan pasar pikul ini dilakukan secara bertahap menurut umur masa TBM. Pasar pikul pada TBM I dibuat dengan perbandingan 1 : 8 yaitu untuk 8 baris tanaman dibuat 1 pasar pikul dan pada TBM II dibuat 1 : 4. Pada TBM III dibuat pasar pikul 1 : 2. Seluruh pasar kontrol ini menjadi pasar panen/pikul pada saat areal menjadi TM. Lebar pasar kontrol/panen 100 cm (Anonim, 2007).
Jalan pikul pada lahan berlereng memiliki kekhususan yaitu berupa tangga-tangga. Untuk menghindari terjadinya alur pada musim hujan maka tangga-tangga ini tidak mengikuti arah lereng tetapi dibuat dengan cara zig-zag untuk mematahkan aliran permukaan (run-off) dan menghindarkan agar jalannya tidak terlalu menanjak. Oleh karena itu jalan pikul ini dapat berfungsi mempermudah pelaksanaan kegiatan rutin dan merupakan tangga-tangga panen yang menghubungkan teras yang satu dan lainnya sehingga mobilitas panen lebih lancar (Purba, 1998).
1.  Penentuan dan Persiapan Lahan
·         Areal yang dapat dilakukan pemeliharaan pasar pikul dengan Rotaryslasher adalah areal datar sampai dengan bergelombang. Untuk areal berbukit hasil kerjanya kurang maximal.
·         Areal sudah terlebih dahulu diratakan secara mekanis dan bebas dari tunggul dan kayu melintang di pasar pikul.
·         Untuk daerah yang ada parit CR, jalan masuk ke areal sudah dipersiapkan dan juga parit dalam block sudah ada jalan putar sehingga mobilisasi unit Traktor lebih cepat.
2. Cara Kerja Alat
·         Rotaryslasher
·         Gear Box As  
PTO
·         Pisau
·         Unit Rotaryslasher digerakan dari PTO Traktor, disambungkan dengan As untuk memutar Gearboxs di Rotaryslasher, dari Gearboxs langsung diteruskan ke baling-baling tempat pisau Rotaryslasher.
·         RPM Traktor yang dipakai 1500 RPM dengan Gear H1.



3.  Masalah dan Penyelesaian
Dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan ditemukan beberapa masalah antara lain :
Unit Rotaryslasher
a.       Kipas / baling-baling patah          
Kipas/baling-baling sering patah akibat masih ada sisa tunggul dan akar- akar kayu yang berada di pasar pikul. Untuk hal tersebut diatas disiapkan cadangan kipas pengganti yang dibuat dari bekas pisau Grader, per bekas dan dari besi plate yang dibentuk seperti kipas Rotaryslasher,kalau pada saat operasi dilapangan pisau patah, dapat langsung diganti.        
b.      Baut kipas longgar atau lepas      
Akibat gerakan putaran kipas dan getaran Rotaryslasher.
Diatasi dengan memasang 2 mur pada tiap baut dan memastikan setiap pagi sebelum unit beroperasi mencheck baut tersebut sudah kuat dan tidak longgar.
c.       A r e a l
·         Sisa-sisa tunggul dan kayu yang tidak bersih pada saat perataan mekanis, sangat mengganggu kerja Rotaryslasher. Untuk memastikan pasar pikul bebas dari sisa tunggul dan kayu tersebut diberikan tenaga untuk membersihkannya pada block-block rencana Rotaryslasher.
·         Agar unit Traktor dapat bekerja dan tidak terkendala pada musim hujan, areal terlebih dahulu didata dan dipisahkan menjadi areal basah dan kering. Pada saat musim kering, Pekerjaan Rotaryslasher dilakukan di areal basah dan pada musim basah unit Rotaryslasher diarahkan ke areal kering.

B.     Biaya Pemeliharaan  Pasar Pikul
Untuk tujuan analisa biaya dibuat pembagian yaitu biaya tetap adalah jumlah tetap tidak tergantung kepada jumlah volume produksi, sedangkan biaya tidak tepat adalah jumlah biaya sesuai dengan volume produksi, maka biaya pemeliharaan kelapa sawit dimasukan kedalam biaya eksploitasi tanaman.
Penyusunan anggara investasi tanaman harus disesuaikan skla proitasnya, yaitu investasi yang sangat penting yang menyangkut investasi dan peningkatan produksi harus didahulukan. Selanjutnya, investasi yang terakhir investasi berfungsi sebagai pendukung.
Investasi non tanaman pada perkebunan kelapa sawit dapat digolongkan atas.  Bangunan dan perumahan, meliputi perumahan karyawan, guest house,  balai karyawan, kantor, gereja, mesjid, gedung, poliknik, sekolah dan kantin. Prasarana meliputi jalan utama, jembatan permanen, dan bendungan. Kendaraan dan alat berat meliputi sepeda motor, mobil, traktor, exavator  dan bulldozer  (Pardamean, 2008).

C.    Sistem Pasar Pikul di Areal Tanaman Kelapa Sawit
1.      Metode Mekanisme
Perataan pasar pikul dengan mekanisme menggunakan tractor dan Rotary Slasher.  Adapun spesifikasinya sebagai berikut :

a.       Alat yang digunakan :
1)      Traktor
·         Model                    : Massey Fergusson
·         Type                      : MF-240 4 WD
·         Daya                      : ± 45 Horse Power
·         Buatan                   : England
2)      Rotary Slasher
·         Model                    : Howard Rotary Slasher
·         Type                      : HS – 24
·         Komponen :
-          Shaft PTO
-          Gear Box
-          Chasis
-          Baling-baling
b.      Pelaksanaan/Cara Kerja
Rotaryslasher digerakkan oleh PTO yang dihubungkan dengan shaft PTO.
·         Tractor harus dioperasikan menggunakan Gear H1 dan PTO dioperasikan dengan putusan mesin 1500 RPM.
·         Jika terdapat gundukan, operator harus menaikkan “Draft Control”
·         Lebar pasar pikul yang dikerjakan oleh rotaryslasher adalah ± 1,5 meter dan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan 1 pasar pikul (300 Meter) adalah 5-10 menit.
·         Tinggi permukaan pemotongan dapat diatur sesuai keinginan (5 cm).
c.       Persiapan Areal
Sisa-sisa tunggul dan kayu yang tidak bersih pada saat perataan dengan mekanis sangat mengganggu kerja Rotaryslasher.

2.      Perawatan Pasar Pikul dengan Metode Kimiawi
Perawatan yang dilakukan dengan metode kimia yaitu dilakukan dengan penggunaan bahan kimia herbisida. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer.
Herbisida sendiri dibedakan menjadi herbisida kontak dan sistemik. Herbisida kontak yang mempunyai daya mematikan setiap bagian tumbuhan yang terkena langsung (kontak). Bahan ini langsung merusak sel/jaringan tumbuhan yang masih hidup dan hampir tidak dialirkan (ditransformasikan) keseluruh jaringan tanaman.  Herbisida ini ampuh merusak bagian tumbuhan terutama yang mempunyai butir hijau daun.  Setelah bagian tumbuhan disemprotkan akan terlihat kerusakan jaringan (necrosis). Herbisida ini akan efektif jika digunakan terhadap tumbuhan semusim. Contoh : Paracol, Gramoxon.  
Herbisida sistemik yaitu herbisida yang mempunyai sifat peracunan secara sistemik atau herbisida ini mempunyai daya rusak setelah diserap dan diedarkan keseluruh bagian jaringan tumbuhan. Bahan aktir yang disemprotkan melalui daun akan masuk kedalam jaringan tanaman melalui mulut daun dan ditranskolasikan keseluruh jaringan tumbuhan. Contoh : Round up, Biosat
(http://gtuneland.com/2011/03/14/perawatan -tanaman-sawit).





III.             METODOLOGI


A.    Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Saudara Sejadi Luhur Kebun Pulau Maria Asian Agri. Kabupaten Asahan Sumatera Utara. Dan penelitian ini dilakukan pada bulan April – Juli 2014.

B.     Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode pengambilan data sekunder.  Data yang dikumpulkan adalah data perawatan pasar pikul dengan metode kimiawi dikebun kelapa sawit. Sedangkan analisa yang digunakan adalah analisa dekriptif.

C.    Pengamatan Penelitian
Komponen-komponen yang diamati adalah :
1.      Biaya pasar pikul dikebun kelapa sawit dengan metode kimiawi.
Mengetahui biaya yang dibutuhkan dalam pemeliharaan pasar pikul dikebun kelapa sawit dengan metode kimiawi yaitu dengan melakukan pengambilan data biaya-biaya yang diperlukan dalam pemeliharaan pasar pikul di Kebun Tolan Estate.




2.      Biaya pemeliharaan pasar pikul di kebun kelapa sawit dengan metode mekanis.
Mengetahui biaya yang dibutuhkan dalam peliharaan pasar pikul di kebun kelapa sawit dengan metode mekanis yaitu dengan cara mengambil data biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pemeliharaan pasar pikul di Kebun Pulau Maria Asian Agri.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Standar Prosedur Opersi Tanaman Kelapa Sawit. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero). Medan. Sumater Utara.
Fauzi, Y. Yustina. E, Imam. S. Rudi, H. 2005. Seri Agribisnis Kelapa Sawit. Edisi.
Panji. 2010. Makalah Untuk Program Pelatihan Asisten Perkebunan Kelapa Sawit http://gtuneland.com//Perawatan-tanaman-sawit/ (11 Mei 2013).
Panji. 2010. Pemeliharaan Pasar Pikul Dengan Rotary Slasher di Perkebunan Sawit. http://h0404055.com/. (11 Mei 2011).
Perdamaian, M. 2008. Panduan Lengkap Panduan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. PT. Agromedia.  Jakarta.
Purba, P. 1998. Optimalisasi Produk Kelapa Pada Lahan Berlereng Curam. Warta PPKS. Vol. 6 (3) : 109-113.
Sunarko, E dan Darmosarko, M. 2003. Panen Pada Tanaman Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Sastroyono. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia. Jakarta.
Sunarko. 2009. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit Dengan Sistem Kemitraan. PT. Agromedia. Jakarta.

1 komentar:

  1. nano titanium by babyliss pro - Titsanium Arts
    nano titanium nose hoop titanium by babyliss pro. powerbook g4 titanium Titsanium Arts. www.titanium-arts.com. TITODIUM-ART.com. TITODIUM-ART.com. TITODIUM-ART.com. TITODIUM-ART.com. raft titanium TITODIUM-ART.com. titanium bikes TITODIUM-ART.com. TITODIUM-ART.com. titanium jewelry piercing

    BalasHapus